Rabu, 01 Desember 2010

MENJADI KAYA BELUM TENTU MENJADI BAHAGIA...

Dikisahkan, ada seorang tukang sepatu. Meskipun kehidupannya sangat sederhana, tetapi dia tampak hidup santai dan bahagia. Ia mempunyai hobi menyanyi. Mulai dari pagi saat mandi, siang hari waktu bekerja, maupun malam hari, tak henti-hentinya dia menyanyi dengan riang dan gembira. Sementara, di sebelah rumahnya, tinggal seorang tuan tanah yang kaya raya. Meskipun dia memiliki banyak harta, tetapi hidupnya tidak bahagia, dia selalu merasa ketakutan orang mencuri hartanya. Karena ketakutannya itu, ketika malam tiba, dia sering tidak tertidur lelap.

Tiap pagi, dia mendengar suara menyanyi si tukang sepatu. Dia pun menjadi iri dan sedikit jengkel. “mengapa tukang sepatu bisa sebahagia itu, sedangkan aku mau tidur pun sulit. Alangkah baiknya kalau tidur bisa seperti makanan dan minuman, bisa di beli dengan uang, maka aku akan membayar berapapun untuk dapat tidur dengan nyenyak.”

Pada suatu hari, tuan tanah mengundang si tujang sepatu ke rumahnya, “ sobat, sebagai tukang sepatu, berapa pendapatanmu dalam sebulan?”

Tukang sepatu tersenyum menjawab, “ sebulan? Pendapatanku setiap hari saja tidak menentu, kadang ada kadang tidak. Setiap hari asal bisa makan sesuap nasi, aku sudah senang dan bersyukur.”

Penasaran si tuan tanah lanjut bertanya, “kalau begitu, bagaimana kamu bisa sebahagia itu?”

“asalkan setiap hari aku bisa makan, aku sudah puas. Aku tidak banyak berpikir, maka aku tidak perlu merasa susah,” jawab tukang sepatu.

Mendengar penuturan apa adanya dari tukang sepatu, si tuan tanah merasa tersentuh. Ia merasa mendapat pencerahan. Karena itu, ia pun menghadiahi si tukang sepatu dengan uang emas. “aku merasa mendapat sesuatu dengan apa yang menjadi pandangan hidupmu. Sebagai wujud rasa terima kasihku, ini aku hadiahi satu tael emas, simpanlah baik-baik, mungkin kelak engkau memerlukannya.” Kata tuan tanah seraya memberikan tael emas kepada si tukang sepatu.

Seumur hidup, belum pernah si tukang sepatu melihat uang sebanyak itu. Bahkan meskipun bekerja keras sampai mati pun, ia takkan bisa menabung uang sebanyak itu. Maka dia pun sangat berterima kasih, dan dengan gembira pulang ke rumahnya,

Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Sejak saat itu, keceriaanya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-janagn orang itu mau mengambil hartanya. Maka dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.

Setelah beberapa lama, tekanan batinnya mulai menjadi-jadi. Keceriaanya yang dulu, hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah si tuan tanah. “sobat, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu.”

Setelah mengembalikan uang tael emas itu, si tukang sepatu pun bisa terlepas dari semua beban. Maka, ia pun bisa menyanyi lagi dengan riang gembira dan tidur lelap di malam hari.

Sahabat......, kehidupan para Yatim dan Dhu'afa baik yang masih dalam naungan keluarga ataupun yang hidup di Panti-Panti Sosail, Pesantren dan Rumah Yatim tidaklah sama dengan kehidupan para keluarga normal yang hidup berkecukupan, Bagi Keluarga Yatim dan Dhu'afa yang penting bagi mereka hari ini ada beras yang bisa dimasak, mereka bisa dan terbiasa makan dengan kerupuk saja atau lauk ikan asin saja, atau dengan sambal dan sayur saja adalah cukup bagi mereka.

Dalam salah satu hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai manusia! Kekayann-Ku tidak akan pernah habis selamanya. Semakin banyak engkau berinfaq, sebanyak itu pula aku akan memberi rizki padamu. Seberapa pula tingkat kekikiranmu sekadar itu pula Aku menahan rizkimu”.

Dikutip dari Pramono 'Pakde' Dewo(FB)

Tolak Bala, Punya Hajat, Ibadah Riyadhah saja


Lagi susah? Punya hajat? Coba ngebut di Riyadhah 40 hari… Sekalian jadi upaya tolak bala dan bencana buat negeri kita…

1. 40 hari jaga berjamaah, di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami, atau jalan sama muhrim. Kalo ga aman, jangan. Ga apa-apa di rumah. Tapi standby sebelom azan.

2. 40 hari jaga dhuha dan shalat malam. 40 hari jaga qobliyah ba’diyah.

3. 40 hari jaga senen kamis, syukur-syukur bisa puasa daud, sehari puasa sehari engga.

4. 40 hari baca waaqi’ah saban habis shubuh dan habis ashar, yaasiin saban habis isya, dan al mulk saban jelang tidur. Di antara itu, khatamin Qur’an. Ga usah 40 hari khatam. Yang penting ada usaha ngatamin.

5. Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelomnya susah untuk dikeluarkan. Yang beda lah pokoknya.

6. 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x.

7. Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadiin ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah.

8. Saban habis shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.

UDAH BANYAK “ALUMNI” RIYADHAH YANG BERHASIL. Buktiin aja. Sebar dah informasi ini ya. Supaya amalan orang JADI MILIK ANDA. Salam, Yusuf Mansur.?

KISAH SUAMI CAPEK PULANG BEKERJA....


Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.

S: "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
I: "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"

Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: "Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor.. Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku (laki-laki).
Tuhan: :)..tersenyum

Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju utk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore

Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.

Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:

S: "Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala

Tuhan: :) tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "

S: "Tapi apa...?

Tuhan: "Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif (hamil)"

S: "Oooh ooohh.....tobaaaaat..9 bulan lagiiii....


MORAL OF THE STORY:
Jangan mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain...

Barakallah Fiikum...

dikutip dari : Pramono 'Pakde' Dewo II(FB)

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP